Senin, 30 November 2015

TANAMAN KERSEN


KERSEN:TANAMAN BUAH JALANAN DENGAN SEJUTA MANFAAT
Oleh :Efendy Manan
Pohon Kersen/talok/keres (jawa) atau dengan nama latin Muntingia Calabura L merupakan tanaman buah yang sudah tidak asing lagi bagi kita baik di perkotaan maupun pedesaan.
Tanaman ini aslinya bukan tanaman endemik di Indonesia melainkan dari Amerika Tropis seperti Bolivia,panama,Meksiko hingga kepulauan Karibia yang kemudian dibawa masuk ke Filipina abad ke 19 dan kemudian menyebar ke seluruh asia tenggara (Wikipedia).
Tajuknya yang rindang dan sifatnya yang mudah tumbuh dimana saja membuat tanaman ini dijadikan alternatif tanaman penghijauan.Tidak heran dimana-mana dari abang becak hingga anak sekolahan sering berlama-lama duduk dibawahnya menghindari teriknya panas matahari atau sekedar berteduh menghindari rintik hujan.
Apalagi jika si kersen berbuah lebat pasti banyak anak kecil membawa galah berebut buah yang ranum dan manis. Tapi sebaliknya di Bali tanaman ini agak dihindari karena dipercaya sebagai pohon favorit kuntilanak tinggal.
Sebenarnya dibalik nama kersen yang dipandang sebagai buah yang “tidak berguna”, tidak ada nilai jual dan dicap sebagai tempat kuntilanak tinggal;Kersen memiliki seabrek manfaat baik dari daun,buah dan akarnya.
Buahnya selain enak dimakan juga bisa dimanfaatkan sebagai buah herbal bagi penderita asam urat dan kaku-kaku sendi, sedangkan daunnya jika direbus, airnya mujarab untuk menurunkan gula darah penderita diabetes atau kencing manis.
Secara ilmiah buah kersen memiliki kandungan gizi lengkap. Kandungan buah kersen antara lain setiap 100 gram kersen mengandung air (77,8 gram), protein (0,384 gram), lemak (1,56 gram), karbohidrat (17,9 gram), serat (4,6 gram), abu (1,14 gram), kalsium (124,6 miligram), fosfor (84 miligram), besi (1,18 miligram), karoten (0,019 gram), tianin (0,065 gram), ribofalin (0,037gram), niacin (0,554 gram), dan vitamin C (80,5 miligram). Adapun nilai energi yang dihasilkan 380 KJ/100 gram (https://www.facebook.com/notes/vat-budhiardjo-t/khasiat-daun-dan-buah-talokkersemkersen-muntingia-calabura-l/10152759969491554).

Sedangkan dalam daun kersen dengan kandungan flavonoid,saponin dan tanin membuat rebusan daun ini manjur membantu menurunkan gula darah yang tidak terkendali,sebagai anti radang dan juga beberapa penelitian menyebutkan mampu melindungi fungsi otot jantung dari kerusakan (http://www.kompasiana.com/fidiawati/kersen-yang-kaya-manfaat-dan-mitos-kuntilanaknya_552a36f2f17e61406dd623a8).
Sedangkan akar kersen diduga memiliki zat sitotoksik yang mampu menghambat pertumbuhan sel kanker.
Nah…sekarang apa manfaat kersen bagi dunia pertanian?? Apakah bisa digunakan sebagai bahan sumber alternatif pembuatan MOL yang baik bagi tanaman?
Sebetulnya pertanyaan ini berputar-putar liar dalam pikiran saya saat berteduh dibawah pohon ini beberapa bulan yang lalu.Betapa tidak;biji kersen yang tidak lebih besar dari biji sawi ini mampu tumbuh dengan mudah diberbagai tempat..dari pekarangan hingga celah pondasi yang minim hara dan air. Yang kemudian mampu tumbuh subur dan “memecahkan”pondasi itu dengan kekuatan akarnya.
Pertanyaan saya mengapa akar pohon kersen begitu “perkasa”tumbuh dilahan minim hara dan air? Faktor kekuatan akarkah atau ada mikroba tertentu yang secara sinergis simbiosis mutualisme dengan akar saling bahu membahu mencari hara dan air bagi tanaman?
MOL AKAR KERSEN
Untuk menjawab pertanyaan diatas tentu harus melalui penelitian yang mendalam di laboratorium dan dibuktikan secara ilmiah di lahan uji percobaan .Tapi sebagai petani kita tidak perlu melakukan hal sejauh itu.
Kita hanya memerlukan sepotong akar pohon kersen kecil yang tumbuh dipondasi atau dinding pagar lengkap dg tanah yg menyertai ..masukkan dalam botol air mineral dan biarkan selama 3 hari agar mikroba dapat larut dalam air. Dan kemudian seperti biasa kita membuat larutan media biakan dari gula,air leri dan buah kersen sebagai tambahan nutrisi yang kemudian direbus agar steril.
Setelah didiamkan selama 12 jam,larutan media dimasukkan dalam jerigen berikut dengan larutan inokulan akar kersen dan selanjutnya di inkubasi selama 15-21 hari serta buka tutup jerigen jika menggembung.
Mol akar kersen ini saya gunakan untuk kocor dan semprot tanaman cabai rawit tabulampot depan rumah yang alhamdulillah dapat hidup subur dan berbuah lebat disaat harga cabe lagi tinggi-tingginya.
dan bagaimana jika diaplikasikan ketanaman padi?tentu saja jawabannya sangat bisa. Sekelumit pengalaman diatas hanya sebatas ujicoba sederhana dan tidak menutup kemungkinan bisa dikembangkan ke arah yang lebih ilmiah.Namun minimal kita mampu memanfaatkan sumberdaya hayati lokal yang selama ini hanya dipandang sebelah mata…Nah selamat mencoba…..

sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar