Minggu, 29 November 2015

PUPUK ALAMI


Produktivitas tanaman sangat erat hubungannya dengan kemampuan tanaman dalam menyerap unsur hara dan air secara efisien dari tanah. Kegiatan akar tanaman ditentukan oleh suatu kumpulan biologi terpadu, dengan mengetahui pengetahuan ini dapat meningkatkan masing-2 proses biologi secara nyata. Pemanfaatan mikroba menawarkan teknik-teknik yang memungkinkan untuk meningkatkan serapan unsur hara, mempercepat pelapukan limbah organik padat, mengendalikan patogen tanah, memantapkan agregat tanah, dan secara keseluruhan meningkatkan kesuburan tanah. Informasi ini belum begitu banyak diketahui oleh petani kita secara mendalam. Pemanfaatan mikroba menguntungkan adalah Pupuk masa depan yang ramah lingkungan dan bersahabat, sebenarnya teknologi ini sudah lama diterapkan oleh leluhur kita dalam berbudidaya. Beberapa mikroba yang sering digunakan dalam budidaya organik :
Azotobacter sp.
Bertugas / berfungsi untuk melindungi atau menyelimuti hormon tumbuh yang terdapat dalam dan juga berfungsi sebagai mikroba penambat N (nitrogen) dari udara bebas.
Azospirillium sp.
Berfungsi sebagai penambat N (nitrogen) dari udara bebas untuk diserap oleh tanaman, serta menghasilkan hormon tumbuh IAA (Indole Acetid Acid).
Pseudomonas sp.
Menghasilkan enzim pengurai yang disebut lignin dan berfungsi juga untuk memecah ikatan zat-zat kimia yang tidak dapat terurai oleh mikroba lainnya serta melarutkan fosfat yang terikat dalam mineral liat tanah menjadi senyawa yang mudah diserap oleh tanaman. Selain itu dapat membantu proses dekomposisi, serta dapat mengurai residu pestisida yang jatuh didalam tanah.
Lactobacillius sp.
Berfungsi untuk membantu proses fermentasi bahan organik menjadi senyawa-senyawa asam laktat yang dapat diserap tanaman.

Bacillus sp.
Bacillus polymiyxa dapat menghasilkan fitohormon yang berpotensi untuk mengembangkan sistem pertanian yang berkelanjutan. Fitohormon yang dihasilkan bakteri tanah dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman, baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara tidak langsung fitohormon dari bakteri ini dapat menghambat organisme patogen pada tanaman, sedangkan pengaruh secara langsung fitohormon tersebut adalah untuk meningkatkan petumbuhan tanaman dan dapat bertindak sebagai fasilitator dalam penyerapan beberapa unsur hara dari lingkungan.
Rhizobium sp.
Merupakan bakteri penambat Nitrogen dari udara, yang bersimbiotik dengan akar tanaman (inang), tanaman-tanaman tersebut adalah kacang-kacangan dan tanaman jenis leguminase, menghambat pertumbuhan bakteri patogen serta memproduksi alfa amilase, beta-glucanase, protease dan hemi-selulosa.
Streptomyces sp.
Berfungsi menghasilkan antibiotik, vitamin, enzim dan antioksidan.
Penggunaan pupuk mikroba dapat menghemat penggunaan pupuk kimia sampai dengan 50% bahkan lebih. Perlu diketahui bahwa kandungan udara di sekitar kita adalah 79% Nitrogen dan 21% Oksigen. Mikroba yang terdapat dalam tanah yang sehat dapat berperan sebagai penambat N dari udara. Kemudian terdapat juga bakteri selulolitik, bakteri ini berfungsi mendegradasi selulosa yang berasal dari jerami, daun-daun atau bahan-bahan organik lain. Hasil dari pendegradasian tersebut, akan mendapatkan K dan unsur lain. Kandungan P di tanah Indonesia menurut hasil penelitian para ahli tanah adalah masih banyak atau jenuh karena unsur tersebut masih terikat oleh mineral liat tanah, jadi tidak dapat termanfaatkan langsung oleh tanaman. Hasil penelitian di lapangan bahwa dengan sedikit kumpulan mikroba menguntungkan dapat menghasilan N 100 kg atau setara dengan urea 220 kg, K 70 kg setara dengan 110 kg KCL dan 50 P, karena ada penambahan mikroba untuk N ada Rhisobium dan untuk selulolitik ada tambah streptomyces sp , hal inilah yang menjadi acuan mengapa setelah menggunakan dapat meng-hemat penggunaan pupuk kimia bahkan meniadakan pemakaian pupuk kimia.
==================================================================
1. Membuat pupuk Mikroba Efektif sederhana atau EM
Pupuk EM adalah pupuk mikroba organik yang dibuat melalui proses fermentasi menggunakan bakteri (microorganisme). Sampah organik dengan proses EM dapat menjadi pupuk organik yang bermanfaat meningkatkan kualitas tanah. Beriikut langkah-langkah pembuatan sederhana pupuk menggunakan EM :
Bahan-bahan :
  • Susu murni tanpa pengawet
  • Isi usus ayam atau kambing
  • 1/4 Kg terasi tradisional
  • 1 Kg gula pasir yg butek/coklat
  • 1 Kg Bekatul
  • 1 buah nanas
  • 10 Liter air bersih non-PDAM
Alat-alat yang diperlukan :
Panci, kompor dan blender/parutan untuk menghaluskan nanas.
Cara pembuatan :
  • Trasi, gula pasir, bekatul, nanas (yang dihaluskan dengan blender) dimasak agar bakteri lain yang tidak diperlukan mati.
  • Setelah mendidih, hasil adonannya didinginkan.
  • Tambahkan susu, isi usus ayam atau kambing.
  • Ditutup rapat. Setelah 12 jam timbul gelembung-gelembung.
  • Bila sudah siap jadi akan menjadi kental/lengket.
2. Membuat Pupuk Mikroba Super yang lebih baik lagi, metoda Organik Hijau
Bahan-bahan :
  • 1 kapsul 500 mg berisi mikroba-mikroba dorman yang dapat dipesan ke Organik Hijau
  • 100 ml Pupuk EM yang dibuat seperti resep diatas
  • 1 Kg gula pasir yg butek/coklat
  • 2 tablet vitamin B komplek
Alat-alat yang diperlukan :
botol bekas aqua 500 ml dan jerigen 60 liter
Cara pembuatan :
  • Masukkan kedalam botol bekas aqua air secukupnya, sisakan udara 15-20%
  • Masukkan 1 kapsul dan 100 ml cairan pupuk EM
  • Masukkan 1 sendok gula pasir dan 1 kapsul vit.B
  • Kocok dan tutup rapat botol biarkan/peram 1-2 hari, akan timbul gas dalam botol mengindikasikan mikroba hidup
  • Masukkan isi botol ini dalam jerigen yang terisi air bersih dan 1 kapsul vit.B
  • Masukkan sisa gula pasir dalam jerigen dan tutup rapat, peram selama 18-36 jam
  • Pupuk mikroba ini untuk pemakaian luas lahan 1 hektar.
3. Membuat Pupuk organik Cair
Bahan dan Alat:
  • 1 Liter mikroba (dapat dibuat dari resep-resep diatas, atau diganti 1 kapsul mikroba dorman dari Organik Hijau)
  • 5 kg hijau-hijauan/ daun segar (bukan sisa dan jangan menggunakan daun dari pohon yang bergetah berbahaya seperti karet, pinus, damar, nimba, dan yang sulit lapuk seperti jato, bambu, dan lain-lainnya)
  • 0,5 kg terasi dicairkan dengan air secukupnya
  • 1 Kg gula pasir/merah/tetes tebu (pilih salah satu) dan dicairkan dengan air secukupnya
  • Ember/gentong/drum yang dapat ditutup rapat
  • 30 kg kotoran hewan
  • Air secukupnya
Cara Pembuatan:
  • Kotoran hewan dan daun-daun hijau dimasukkan ke dalam ember.
  • Cairan gula dan terasi dimasukkan ke dalam ember.
  • Larutkan bakteri ke dalam air dan dimasukkan ke dalam drum, kemudian ditutup rapat.
  • Setelah 8-10 hari, pembiakan bakteri sudah selesai dan drum sudah dapat dibuka.
  • Saring dan masukkan ke dalam wadah yang bersih (botol) untuk disimpan/digunakan.
  • Ampas sisa saringan masih mengandung bakteri, sisakan sekitar 1 sampai 2 liter, tambahkan air, terasi, dan gula dengan perbandingan yang sama. Setelah 8-10 hari kemudian bakteri sudah berkembang biak lagi dan siap digunakan. Demikian seterusnya.
Kegunaan:
Mempercepat pengomposan dari 3-4 bulan menjadi 30-40 hari.
Dapat digunakan langsung sebagai pupuk semprot, apabila tanah sudah diberi kompos (subur), tetapi apabila tanah kurang subur/tandus, penggunaan langsung sebagai pupuk tidak dianjurkan.
Pupuk cair (larutan bakteri) ini tidak diperbolehkan untuk dicampur dengan bakteri lain, terutama bahan kimia atau bahan untuk pestisida lainnya seperti tembakau.
4. Membuat Pupuk organik Cair dari Buah-buahan
Bahan dan Alat:
  • Buah-buahan busuk yg tidak termakan sebanyak 1 karung
  • 1 Kg gula pasir
  • 1 karung plastik dan ember besar
  • Pisau dan telenan
  • Air secukupnya
Cara Pembuatan:
  • Potong-potong buah-buahan ukuran kecil dan masukkan dalam karung
  • Ikat karung plastik dan rendam dalam ember, tambahkan air sampai karung terrendam semua
  • Larutkan gula dalam ember dan tutup ember
  • biarkan dan peram 1-3 minggu atau lebih lagi, akan muncul gelembung udara menandakan mikroba telah hidup
  • Saring dan masukkan ke dalam wadah yang bersih (botol) untuk disimpan/digunakan.
  • Jangan lupa tempel labelnya
5. Membuat Pupuk Hijau
Bahan dan Komposisi:
  • 200 kg hijau daun atau sampah dapur.
  • 10 kg dedak halus.
  • ¼ kg gula pasir/gula merah.
  • ¼ liter bakteri/mikroba atau 1 kapsul 500 mgr OH (lihat resep diatas)
  • 200 liter air atau secukupnya.
Cara Pembuatan:
  • Hijau daun atau sampah dapur dicacah dan dibasahi.
  • Campurkan dedak halus atau bekatul dengan hijau daun.
  • Cairkan gula pasir atau gula merah dengan air.
  • Masukkan bakteri ke dalam air. Campurkan dengan cairan gula pasir atau gula merah. Aduk hingga rata.
  • Cairan bakteri dan gula disiramkan pada campuran hijau daun/sampah dan bekatul. Aduk sampai rata, kemudian digundukkan/ditumpuk hingga ketinggian 15-20 cm dan ditutup rapat.
  • Dalam waktu 3-4 hari pupuk hijau sudah jadi dan siap digunakan.
6. Membuat Pupuk Kompos
Bahan dan Komposisi:
  • 100 kg arang sekam berambut
  • 200 kg kotoran hewan
  • 3-5 kg dedak atau bekatul
  • 0,5 kg gula pasir atau gula merah yang dicairkan dengan air
  • 0,5 liter bakteri
  • Air secukupnya
Cara Pembuatan:
  • Arang sekam, kotoran hewan, dedak, dan gula dicampur sampai rata dalam wadah yang bersih dan teduh. Jangan terkena hujan dan sinar matahari secara langsung.
  • Campurkan bakteri ke dalam air kemudian siramkan campuran di atas sambil diaduk sampai rata.
  • Tutup dengan plastik atau daun-daunan.
  • Tiap dua hari sekali siram dengan air dan diaduk-aduk.
  • Dalam 10 (sepuluh) hari kompos sudah jadi.
  • 1-2 ton pupuk kompos untuk lahan 1 hektar
7. Membuat Pupuk Kompos Super metoda Organik Hijau
Bahan dan Komposisi:
  • 1 ton kotoran sapi
  • 3-5 kg dedak atau bekatul
  • 0.5 siput/tutut/keong sawah (jenis hitam atau emas)
  • 10 Kg Batuan phospat
  • 3-5 kg abu gosok
  • 1 kapsul 500 mg mikroba kesuburan dapat dipesan di Organik Hijau
  • 1 kapsul 500 mg mikroba dekomposer dapat dipesan di Organik Hijau
  • 10 liter rendaman air coklat yang dibuat dengan merendam 1 karung sabut kelapa selama seminggu
  • 1 Kg gula pasir/merah
Cara Pembuatan:
  • Larutkan mikroba kesuburan dalam 1 liter air bersih dan 1 sendok makan gula dalam botol bekas aqua 500 ml
  • Larutkan mikroba dekomposer dalam 1 liter air bersih dan 1 sendok makan gula dalam botol bekas aqua 500 ml
  • Campur kan kotoran sapi, dedak, gerusan siput/keong, larutan mikroba kesuburan semprot air secukupnya, tutup dan peram 2-3 minggu dan tambahkan sisa gula
  • Campurkan batuan phospat (di hancurkan jadi serbuk halus), larutan mikroba dekomposer, abu gosok dan air coklat secukupnnya sampai adonan seperti adonan roti, biarkan sisa air coklat rendaman sabut kelapa
  • setelah 2-3 minggu fermentasi matang campurkan 2 adonan ini dan tambahkan sisa air coklat, tutup dan peram sampai 2-3 hari
  • 150 - 200 kg kompos ini sudah mencukupi untuk pemakaian padi sawah dengan luas areal 1 hektar

    sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar