Senin, 23 November 2015

Cara Praktis Budidaya Tanaman Cabe dengan Pola HCS


 
 
 
 
 
 
45 Votes

cabe merah. organichcs.comCabe , siapa yang tidak kenal dengan tanaman yang satu ini. Kadang ada pula yang menyebut tanaman ini cabai.  Cabe, khususnya di Indonesia telah menjadi salah satu komoditi yang sangat diperhitungkan. Rasa pedasnya yang khas telah menjadikan cabe menjadi salah satu pelengkap bumbu favorit untuk meningkatkan selera makan di hampir seluruh nusantara.
Harga komoditas ini sangat fluktuatif, antara harga pada musim tanam dan bukan musim tanam akan sangat berbeda jauh.  Hal ini juga berpengaruh besar pada tingkat inflasi. Pada saat musim tanam, suplai ke pasaran berlimpah dan surplus sehingga harga anjlok.  Sebaliknya di luar musim tanam, suplai sangat kurang sehingga harga naik sangat drastis.

Bagi anda yang memiliki pekarangan rumah yang masih kosong atau memiliki lahan tidak produktif, budidaya tanaman cabe dapat menjadi peluang yang menjanjikan, apalagi budidaya pada saat bukan musim tanam.  Misalnya anda bisa budidaya dengan media dalam polybag di samping rumah atau membuat semacam ‘green house’ di lahan tidak produktif anda.  Hasilnya nanti terserah anda, apakah buat konsumsi sendiri atau  untuk dijual, lumayan lah apalagi pada saat harga di pasaran tinggi.
Berikut saya akan bagi-bagi tulisan mengenai teknik budidaya tanaman cabe, seperti biasa, yang praktis saja lah.  Bahan saya peroleh  dari pengalaman sendiri dan campuran dari pengalaman petani dan dari beberapa literatur yang menunjang terutama dari segi teori.

ADVERTISEMENT

Pendahuluan

Nama ilmiah Cabe, mau cabe merah atau cabe hijau adalah Capsicum Annum var longum. Tanaman cabe ini merupakan tanaman jenis perdu dari keluarga terong-terongan. Cabe berasal dari benua Amerika tepatnya daerah Peru dan menyebar ke Negara-negara benua amerika, Eropa dan Asia termasuk Negara Indonesia.
Tanaman cabe banyak memiliki ragam tipe pertumbuhan dan bentuk buahnya. Tahukah anda ? Diperkirakan terdapat tidak kurang dari 20 spesies yang sebagian besar hidup di negara asalnya. Namun masyarakat pada umumnya hanya mengenal beberapa jenis saja, misalnya cabe besar, cabe keriting, cabe rawit dan paprika.
Dari segi kandungan gizi, secara umum cabe memiliki banyak kandungan gizi dan vitamin. Diantaranya Kalori, Protein, Lemak, Karbohidrat, Kalsium, Vitamin A, Vitamin B1, dan Vitamin C.
Pemanfaatan cabe selain digunakan untuk keperluan rumah tangga, juga dapat digunakan untuk keperluan industri, diantaranya adalah industri bumbu masakan, industri makanan dan industri obat-obatan atau jamu.

Jenis-jenis Cabe

Saat ini telah banyak benih cabe hibrida yang beredar di pasaran dengan nama varietas yang beraneka ragam dengan berbagai keunggulan yang dimiliki.
Beberapa jenis cabe yang telah dikeluarkan adalah : Jet set, Arimbi, Buana 07, Somrak, Elegance 081, Horison 2089, Imperial 308 dan Emerald 2078.
Dan untuk cabe hibrida keriting diantaranya, Papirus, CTH 01, Kunthi 01, Sigma, Flash 03, Princess 06 dan Helix 036, dan untuk cabe rawit hibrida adalah Discovery. Budidaya cabe di Indonesia, banyak memanfaatkan jenis cabe berikut :
Tanjung-1
• Potensi hasil 18 ton/ha
• Warna buah merah
• Panjang buah 10 cm
• Cocok untuk dataran rendah
• Toleran terhadap hama pengisap daun
Tanjung-2
• Potensi hasil 12 ton/ha
• Cocok untuk dataran rendah
Lembang-1
• Potensi hasil 9 ton/ha
• Cocok untuk dataran tinggi

Syarat Untuk Tumbuh

Agar tanaman dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal, maka pada saat budidaya cabe perlu diperhatikan syarat-syarat umum yang perlu dipenuhi :

Tanah

– Tanah berstruktur remah/gembur dan kaya akan kandungan bahan organik.
– Derajat keasaman (pH) tanah antara 5,5 – 7,0
– Tanah tidak becek atau terdapat genangan air
– Lahan pertanaman terbuka atau tidak ada naungan yang gelap dan menghalangi sinar matahari

Iklim

– Curah hujan 1500-2500 mm pertahun dengan penyebaran yang merata.
– Suhu udara 16o – 32o C.
– Saat pembungaan sampai dengan saat pemasakan buah, keadaan sinar matahari cukup (10-12 jam).

Teknis Budidaya

Berikut kita akan membahas mengenai teknis budidaya tanaman cabe mulai dari pembenihan, pembibitan dan pemeliharaan.  Teknis budidaya berikut adalah hampir secara keseluruhan menerapkan pola tanam organik dengan menggunakan pupuk dan obat organik produk HCS

A. Persiapan Benih

Terdapat berbagai cara untuk mempersiapkan benih cabe, berikut beberapa alternatif atau langkah yang dapat kita lakukan :
  1. Pilihlah buah cabe yang benar-benar telah matang (berwarna merah), bentuknya sempurna dan segar, serta tidak cacat dan terserang penyakit.
  2. Jemur buah cabe tersebut hingga cukup kering dan keluarkan bijinya.
  3. Atau dari poin no 1, anda langsung mengiris buah secara memanjang dan mengeluarkan bijinya.
  4. Kemudian lakukan pencucian sampai bersih dan keringkan. Pengeringan dilakukan cukup dengan cara dijemur saja.
  5. Pilihlah biji cabe yang bentuk, ukuran dan warnanya seragam, memiliki permukaan kulit yang bersih, tidak keriput dan tidak terdapat cacat.
  6. Lakukan pula seleksi perendaman.  Biji cabe tersebut direndam dalam air, biji yang terapung jangan dijadikan benih dan dibuang saja.  Biji yang terpilih kemudian ditiriskan.
  7. Buatlah larutan yang mengandung PHEFOC HCS dengan dosis : 1 tutup botol PHEFOC dilarutkan ke dalam 5 liter air (1 : 5).  Jumlah larutan yang disiapkan sesuaikan saja dengan kebutuhan.
  8. Masukkan benih yang sudah ditiriskan tadi ke dalam larutan, dan biarkan selama 10 – 15 menit.  Tujuan perendaman ini agar nantinya tanaman cabe lebih tahan terhadap serangan hama dan penyakit.
  9. Angkat benih dan tiriskan
  10. Kemudian masukkan benih tersebut ke dalam air yang mengandung SOT HCS. Dosis SOT adalah 1 : 1, artinya 1 tutup botol SOT dilarutkan dalam 1 liter air. Biarkan benih terendam selama semalam.  Kemudian ditiriskan kembali.  Tujuan perendaman ini agar pertumbuhan tanaman nantinya menjadi lebih baik.

B. Persemaian

Sebelum tanam di tempat permanen, sebaiknya benih disemai dulu dalam wadah semai yang dapat berupa bak plastik atau kayu dengan ketebalan sekitar 10 cm yang dilubangi bagian dasarnya untuk pengaturan air (drainase). Tempat semai pakailah yang praktis dan murah meriah, syukur-syukur gratisan, misalnya memakai nampan plastik yang sudah tidak terpakai lagi.
Persiapannya adalah sebagai berikut :
  1. Isikan dalam wadah semai media berupa tanah berpasir  dan pupuk bokashi dengan perbandingan 1 : 1
  2. Lakukan penyemprotan media semai tersebut dengan menggunakan SOT dengan dosis 1 tutup botol SOT dilarutkan dalam 5 liter air. Dalam kondisi tertutup, biarkan media semai tersebut selama 1 – 2 hari.
  3. Kemudian tebarkan benih secara merata di media persemaian, bila memungkinkan berilah jarak antar benih 3 x 3 cm atau 5 x 5 cm sehingga waktu tanaman dipindah/dicabut, akarnya tidak mengalami kerusakan.
  4. Setelah benih ditebar, taburkan tanah di atasnya secara tipis. Kemudian letakkan wadah semai tersebut di tempat teduh dan lakukan penyiraman secukupnya agar media semai tetap lembab.

C. Pembibitan dalam Polybag

Terdapat dua cara yang biasa dipakai pada proses setelah pembenihan ke proses penanaman. Cara pertama adalah Proses Satu Langkah, artinya bibit dari persemaian langsung ditanam di media penanaman lapangan (kebun, pot atau polybag) setelah umur benih atau bibit di persemaian mencapai umur 20 hari atau sudah memiliki 4 helai daun.  Cara kedua adalah Proses Dua Langkah, dengan proses sebagai berikut :
  1. Benih yang telah berkecambah atau bibit cabe umur 10-14 hari (biasanya telah tumbuh sepasang daun) dipindahkan ke tempat pembibitan.
  2. Siapkan tempat pembibitan berupa polybag ukuran 8 x 9 cm atau bumbungan dari bahan daun pisang sehingga lebih murah harganya. Masukkan ke dalamnya campuran tanah dan pupuk bokashi yang sudah difermentasi dengan SOT HCS
  3. Pindahkan bibit cabe ke wadah pembibitan dengan hati-hati. Pada saat bibit ditanam di polybag/bumbungan, tanah di sekitar akar tanaman ditekan-tekan agar sedikit padat dan bibit berdiri tegak. Letakkan bibit di tempat teduh dan sirami secukupnya untuk menjaga kelembabannya. Pembibitan ini untuk meningkatkan daya adaptasi dan daya tumbuh bibit pada saat pemindahan di tempat terbuka.
  4. Bibit bisa ditanam di polybag, di pot atau lapangan setelah berumur 21-40 hari, atau sudah memiliki 4 helai atau lebih daun.

D. Penyiapan media tanam Cabe menggunakan Polybag :

  1. Siapkan polybag tempat penanaman berukuran 35 cm x 35 cm yang telah diberi lubang kiri kanannya untuk pengaturan air.
  2. Buat campuran dengan komposisi tanah, pupuk kandang/bhokasi dan sekam dengan perbandingan 2:1:1 sebanyak yang dibutuhkan. Penggunaan sekam bertujuan untuk memperbaiki drainase sehingga air tidak tergenang dalam polybag.
  3. Semprot dengan PHEFOC Pengendali Hama Tanaman (produk PT HCS) untuk mematikan hama pengganggu dalam media tanah dan tunggu beberapa jam.
  4. Bahan-bahan tersebut disiram dengan air yang bercampur SOT HCS (dosis : 1 tutup botol SOT per 5 liter air) sampai merata. Bisa pula ditambahkan 5 gr Urea + 10 gr ZA per polybag kemudian disiram dengan air agar pupuk larut dalam tanah.
  5. Masukkan campuran tersebut ke dalam polybag setinggi 3/4 dari volume polybag dan dibiarkan selama 5-7 hari agar media tanam lebih siap.
  6. Bibit yang telah berumur 21 hari sudah siap ditanam dalam polybag.
  7. Pilih bibit cabe yang baik yaitu yang pertumbuhannya tegar, warna daun hijau, tidak cacat/terkena hama penyakit
  8. Siapkan polybag yang akan ditanami. Sebaiknya polybag yang telah siap ditanami sudah ditempatkan pada tempat masing-masing apabila memang sudah ada rencana, agar tidak terjadi pemindahan lagi. Padatkan permukaan media tanah dan siram dengan air lalu letakkan di tempat terbuka yang terkena sinar matahari langsung.
  9. Wadah media bibit dari plastic harus dibuka dulu sebelum ditanam. Hati-hati supaya tanah yang menggumpal akar tidak lepas. Bila wadah bibit memakai bumbungan pisang dapat langsung ditanam karena daun tersebut akan hancur sendiri.
  10. Tanam bibit tersebut di polybag penanaman. Tanamlah bibit tepat di bagian tengah dan tambahkan media tanahnya hingga mencapai sekitar 2 cm dari bibir polybag
  11. Waktu penanaman pada pagi/sore hari untuk mengurangi penguapan.
  12. Bibit ditanam sebatas pangkal batang dengan posisi tegak lurus, tanah di sekitar batang dipadatkan agar perakaran lebih kuat kemudian dilakukan penyiraman.
    Apabila cuaca panas, sebaiknya tanaman diberi pelindung dari pelepah pisang yang ditekuk menjadi dua bagian kemudian disungkupkan menutupi bibit menyerupai bentuk segitiga sama kaki. Pemberian pelindung ini dimaksudkan supaya bibit yang baru ditanam tetap segar dan tidak mengalami kelayuan.

E. Penanaman Cabe menggunakan Pot

Budidaya cabe juga dapat dilakukan menggunakan pot.  Untuk melakukan penanaman cabe dalam wadah/pot, yang perlu diperhatikan adalah diameter dan kedalaman wadah, hal ini terkait dengan perakaran cabe yang menyebar menembus cukup dalam antara 30-50 cm.
Pot yang baik adalah yang memenuhi kriteria berikut :
  1. Mampu mendukung perkembangan perakaran.
  2. Bagian bawah pot harus berlubang untuk merembeskan atau membuang air yang berlebihan.
  3. Dasar pot dipilih yang berkaki untuk membantu aerasi dan drainase.
  4. Pot tidak terlalu berat agar mudah dipindahkan.
  5. Tidak mudah lapuk dan pecah.
  6. Dinding pot harus mampu merembeskan air dan udara keluar agar suhu tanah tetap stabil.
  7. Jenis pot yang dipakai dapat berupa pot tanah liat, pot plastik, pot porselin, pot semen, pot ban bekas, pot kaleng bekas dan pot anyaman bambu. Beberapa jenis pot ini tidak memiliki sifat pot yang baik sehingga pada siang hari yang panas, suhu pot cepat naik dan tanaman menjadi layu. Karena itu, beberapa jenis pot perlu dilubangi didindingnya.

Pemeliharaan Cabai Organik Pola HCS :

Terdapat beberapa langkah penting yang perlu dilakukan pada saat pemeliharaan :
  1. Perompesan dilakukan terhadap tunas samping yang muncul sebelum pembungaan (masa generatif) agar tanaman tumbuh besar terlebih dahulu (masa vegetatif). Lakukan Perompesan daun-daun tua, bunga pertama dan seluruh tunas yang keluar dari ketiak daun di bawah percabangan pertama.
  2. Lakukan penyiraman apabila tidak ada hujan, penyiraman dilakukan setiap hari sampai umur 2 minggu, setelah itu penyiraman cukup dilakukan 2-3 kali seminggu atau sesuai dengan kondisi kelembaban tanah. Penyiraman tanaman sebaiknya dilakukan pada pagi hari sebelum jam 09.00 pagi, karena pada siang harinya tanaman banyak membutuhkan air untuk proses fotosintesis. Penyiraman sebaiknya dilakukan dengan menggunakan sprayer.
  3. Pengajiran Ajir (lanjaran) ditancapkan dalam polybag di samping tanaman pada jarak 10 cm dari pangkal batang.  Hal ini untuk membantu menopang tanaman.
  4. Pengikatan dilakukan pada ajir membentuk huruf “8“ sehingga tidak menghambat pertumbuhan batang. Pengikatan dilakukan pada ajir sebanyak tiga simpul setiap tanaman yaitu : di bawah cabang Y pada umur 10-15 hari setelah tanam (hst), di atas cabang Y umur 30-40 hst dan pada waktu pembesaran buah umur pada umur 10 – 15 hari hst, di atas cabang Y umur 30 – 40 hst dan pada waktu pembesaran buah 50 – 60 hst.
  5. Penyiangan dilakukan bersamaan dengan pemupukan yaitu setiap 2 minggu sekali dengan mencabut rumput/gulma di sekitar tanaman cabe.
  6. Pemupukan setelah usia 1 minggu,  semprot tanaman dengan SOT (3 tutup botol SOT dilarutkan dalam 14 liter air) dan lakukan seminggu sekali pada tanaman. Umur 30 dan 60 hari setelah tanam : masing-masing 1/3 bagian dari sisa campuran Urea dan ZA pada pemupukan dasar.Setelah 2 minggu dipupuk dengan Urea sebanyak 5 gr/tanaman atau 1 ons dilarutkan dengan air dan siramkan untuk 20 tanaman, dan dilakukan setiap 2 minggu sekali sampai umur 2,5 bulan. Penggunaan pupuk kimia hanya diberikan max 30 % dari penggunaan Urea ketika tanpa menggunakan SOT.
  7. Hama yang dominan menyerang adalah kutu daun, thrips dan lalat buah sedangkan penyakit yang timbul diantaranya layu bakteri dan virus mozaik yang menyebabkan stagnasi dan kematian tanaman.Pengendaliannya : Untuk mengendalikan hama lalat buah dapat digunakan perangkap yang telah diolesi dengan Antraxtan/ lem yang mengandung “eugenol“ untuk menarik lalat buah yang ditempatkan setiap sudut lokasi pertanaman cabe dalam polybag. Untuk mengendalikan serangga pengisap daun seperti Thrips, Aphid, penyakit busuk buah kering (Antraknosa) yang disebabkan cendawan, gunakan fungisida dengan menggunakan PHEFOC Produk HCS. Dosis dan aplikasi masing-masing obat tersebut dapat dilihat pada labelnya. Secara lebih detail mengenai Hama dan Penyakit Tanaman Cabe silahkan baca di tulisan Mengenal Lebih Dekat dengan Hama dan Penyakit yang Sering Menyerang Tanaman Cabe.

Masa Panen dan Pemetikan Cabe :

Pada umur 60 hari setelah tanam, cabe dalam polybag sudah masuk fase generatif yaitu mulai berbunga dan pematangan buah sampai umur 70 hari setelah tanam. Panen pertama dilakukan pada umur 75-80 hari kemudian panen berikutnya setiap 3-4 hari sekali / sesuai dengan kondisi buah.
  1. Pemetikan dilakukan dengan hati-hati agar percabangan/tangkai tanaman tidak patah.
  2. Setelah pengunduhan lakukan penyemprotan dengan SOT dan PHEFOC bergantian selang seminggu dan begitu juga seterusnya.
Demikian teknis budidaya tanaman cabe secara singkat dengan menerapkan pola organik menggunakan produk HCS.  Semoga bermanfaat dan berhasil.

sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar