Kamis, 26 November 2015

Cara Membuat Pupuk Organik Bokashi Pola HCS dari Kotoran Hewan




Cara Membuat Pupuk Organik Bokashi Pola HCS dari Kotoran Hewan ini sangat bagus diaplikasikan oleh mitra HCS atau konco tani lain yang ingin mengembangkan budidaya atau menanam jahe. Baik itu penanaman jahe dalam sak (Tajalamsa), tanam jahe dalam gedhek (tajalamge), tanam jahe dalam batako (tajalamko), dan media lainnya.
Jika Anda mitra HCS yang terjun di usaha ternak kambing pola HCS, atau sapi, atau ayam (dengan pola HCS), maka Anda sangat beruntung karena kotoran ternak tersebut langsung bisa digunakan untuk bahan pembuatan pupuk organik bokashi dengan tanpa proses fermentasi Phefoc.
Timbul pertanyaan, apakah kotoran ternak yang tidak dimanaje berdasarkan program HCS tidak layak untuk bahan pembuatan bokashi? Jawabnya, BISA dan LAYAK. Tapi harus diberi perlakuan khusus, yakni diFERMENTASI dengan Phefoc (produk HCS). Penggunaan Phefoc ini dimaksudkan untuk mencegah bakteri jahat, fungi dan benih gulma.
“Jika menggunakan kotoran ternak yang sudah makan fermentasi SOC tidak masalah dan aman.
Kotoran ternak yang belum menggunakan pakan fermantasi SOC (produk HCS) sebaiknya di fermentasi dulu dengan menggunakan PHEFOC untuk mencegah bakteri merugikan, benih gulma dan fungi. Jadi untuk membuat bokashi agar aman digunakan sebaiknya fermentasi dengan PHEFOC”, kata Bapak Kosim HCS ketika menjelaskan tentang cara membuat pupuk bokashi.
Tanaman jahe yang dibudidayakan oleh mitra HCS di berbagai daerah di Indonesia bisa dipastikan sebagai tanaman full organik. Karena pupuk dasarnya adalah bokashi buatan sendiri, dan berasal dari hewan ternak yang juga dirawat dengan pola HCS.

Persiapan peralatan pembuatan bokashi:

  • Terpal yang rapat (tidak tembus udara)
  • Sekop (klo gak ada bisa gunakan cangkul)
  • Alat semprot/Gembor, ember, dll (untuk wadah bahan cair)
  • Drum/Gentong plastic (kalo gak ada, gak masalah)

Bahan-bahan untuk membuat Bokashi (untuk 1 ton):

No
Bahan-Bahan
Takaran
1Kotoran ternak/veses kambing/sapi/ayam800 kg
2Bekatul (dedak)50  kg
3Abu sekam/awu layan50  kg
4Sekam padi/brambut20 kg
5Kaptan (dolomite/kapur)50  kg
6Gula pasir1,5  kg
7PHEFOC2 botol
8SOT4 botol
9Air kelapa30-40 ltr

Cara membuat Bokashi dengan bahan dasar kotoran ternak:

cara membuat pupuk bokashi
Bahan-bahan bokashi di atas, dalam pengolahannya dibagi menjadi 2 (dua) proses tahapan:
Tahap Pertama: Proses Sterilisasi
Tujuan utama proses ini adalah dalam rangka membersihkan kotoran dari bibit hama, gulma dan fungi caranya:
  • Gelar terpal untuk tempat kororan ternak yang hendak di semprot
  • Veses yang sudah kesat (angin-anginkan dulu kalo masih basah) ditaruh merata di atas terpal  (diLER)
  • Buat larutan gula pasir ¼ kg + air 10 liter + Phefoc 2 botol.
    Catatan:
    1. Jika korotan berasal dari kambing/sapi/ayam sudah diternak dengan pola HCS(diberi SOC dalam pemeliharaan kesehariannya), maka penggunaan Phefoc tidak perlu.
    2. Larutan diatas harus didiamkan selama 1 jam (tidak boleh langsung disemprotkan). Hal ini dimaksudkan untuk membangunkan mikroba agar bertumbuhkembang dan bekerja dengan baik.
    3. Peralatan semprot; gembor/tangki harus dicuci bersih (gunakan –misalnya- sabun Sunligh) berkali-kali.
  • Semprotkan larutan tadi ke veses secara merata sambil diaduk-aduk sedemikian rupa sehingga menyatu. Bila perlu tambahkan air dan diaduk sampai kandungan air 30% (cirinya: air tidak menetes/setangah basah dan bila dikepal susah pecah)
  • Kemudian ditutup rapat (dikrukep) dengan posisi veses di tengah terpal. Jika ada, gunakan gentong plastik (masukkan veses ke dalamnya) dan ditutup rapat.
  • Proses fermentasi tahap pertama ini dibiarkan selama sehari-semalam (24 jam)
  • Setelah 24 jam, veses yang dalam keadaan panas tadi dibuka dan diangin-anginkan agar dingin kembali untuk proses tahap kedua, yaitu proses pembuatan pupuk organik (bokashi).
Tahap kedua: Proses pembuatan pupuk organik Bokashi
  1. Buat larutan gula pasir ¼ kg + air 20 liter + SOT4 botol (diamkan selama 1 jam sebelum digunakan)
  2. Persiapkan gelaran terpal untuk mencampur veses (yang telah diproses pada tahap 1) dengan bahan-bahan lainnya.
  3. Veses diratakan di atas terpal, lalu taburkan bekatul/dedak, abu sekam, sekam padi, dan dolomite. Lalu diaduk hingga benar-benar bercampur dengan veses secara merata.
  4. Semprot/kocorkan larutan pada nomor 1 di atas secara merata dengan membuat lapisan sedikit demi sedikit. Sebaiknya dikerjakan lebih dari 1 (satu) orang. Jadi, ada yang menyemprot dan seorang lainnya melakukan pengadukan. Bila dirasa kadar airnya kurang, bisa tambahkan sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga kolet/mamel % (cirinya: air tidak menetes/setangah basah dan bila dikepal susah pecah)
  5. Kemudian ditutup rapat (dikrukep) sama seperti fermentasi tahap pertama. Jika ada, gunakan gentong plastik (masukkan veses ke dalamnya) dan ditutup rapat. Proses kali ini membutuhkan waktu 3 hari 3 malam. Suhu akan mengalami kenaikan sampai 50⁰C itu tandanya fermentasi berhasil dilakukan.
  6. Setelah proses fermentasi 3 hari, buka dan dinginkan. Bokashi siap digunakan untuk pupuk tanaman.
Catatan: Sebaiknya atur suhu jangan sampai terlalu panas supaya tidak terjadi proses pembusukan yang mengakibatkan bokashi menjadi rusak.
Sekilas tentang Visi Misi HCS,
yakni menyelamatkan tanah dari kerusakan dengan cara bertani-ternak full organik menuju PERTANIAN BERKELANJUTAN (integrated farm); limbah ternak untuk pupuk sawah, dan limbah sawah untuk pakan ternak. Begitu seterusya saling menyangga satu sama lain.
Mari sedot ilmu Cara Membuat pupuk Bokashi, cara ternak modern; ternak kambingtanpa angontanpa ngarit, tanpa bau, cara bertanam jahe di lahan minimal hasil maksimal. Bergabunglah sebagai mitra HCS dan hadiri pelatihan-pelatihan yang di adakan oleh Tim HCS. Klik gambar di bawah ini untuk mendaftar menjadi MITRA HCS.
DAFTAR HCS

sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar